Jumat, 30 Maret 2012

SEDEKAH ITU AHLAQ ISLAMI


Sedekah itu berasal dari bahasa Arab yaitu shodaqoh yang berarti pemberian seorang muslim pada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak selalu berupa uang atau harta. Bahkan perbuatan baik seperti membahagiakan orang lain dengan memberikan senyuman juga merupakan sedekah.
Orang-orang yang bertakwa, selain selalu memohon ampun pada Allah, memaafkan orang lain, menahan amarah juga akan selalu berusaha melakukan sedekah dalam keadaan lapang atau sempit.

Sedekah lebih diutamakan pada kerabat terlebih dahulu, lalu pada orang-orang terdekat seperti sahabat atau tetangga. Bila sedekah dalam berupa barang sebaiknya masih dalam kondisi baik. Pahala sedekah akan hilang bila sedekah itu disebut-sebut atau pemberi sedekah menyakiti hati pada penerima sedekah.

Manfaat sedekah bila dilakukan dengan ikhlas, semata-mata hanya pada Allah, bukan karena hal lain seperti ingin mendapat pujian, maka akan dibalas oleh Allah. Balasan sedekah dari Allah bukan hanya pahala, tapi juga banyak rezeki. 

Sedekah boleh ditunjukkan pada orang lain, agar menjadi contoh yang baik. Tapi bila ada kesempatan, rajin memberikan sedekah tanpa diketahui orang lain akan dibalas oleh Allah yaitu diberi naungan saat setelah hari kiamat. 

Senin, 19 Maret 2012



Manfa’at Medis
SHOLAT DHUHA
 
Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka, yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari Shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku, Muhammad Saw. Berwasiat kepadaku agar melakukan tiga hal: Berpuasa tiga hari pada setiap bulan(Hijriah, yaitu puasa putih atau Bidl, tanggal 13,14,15), dua rakaat shalat Dhuha, dan agar aku melakukan shalat Witir dulu sebelum tidur.” (HR Bukhari-Muslim).
Rasulullah Saw. bersabda: “Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim)

Buraidah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu,maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
TAWADHU’

Keteraturan dalam hidup merupakan fitrah manusia. Jika nilai-nilai robbani yang tersurat dalam al-Qur’an sekali saja dilalaikan, maka akan timbul kerusakan. Salah satu contohnya adalah sifat kebohongan yang tersurat dalam kisah nabi Yusuf a.s. Sekali saudara-saudara nabi Yusuf a.s. melakukan kebohongan kepada orang tuanya, maka menyebabkan perbaikan-perbuatan buruk lainnya , yakni penganiyaan bahkan pembunuhan.

Salah satu sifat lain yang termaktub dalam al-Quran untuk menciptakan keteraturan hidup manusia adalah Tawadlu. Yakni perasaan rendah hati yang lahir dari perasaan seorang hamba bahwa Alloh SWT maha besar, mulia, dan agung. Dalam al-Qur’an, sifat ini diungkapkan dalam kalimat “Wahfiz Janaahaka…”, yang berarti rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman. Manifestasi sifat ini dalam kehidupan, ditunjukkan oleh pola hidup yang selalu melihat kebaikan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Tidak boleh merasa diri lebih baik dari orang lain. 

Pola hidup lain adalah selalu ingat kematian dalam setiap sisi kehidupan kita. Anak dan harta tidak melalaikannya, sehingga terhindar dari sifat orang yang merugi. Pada dasarnya semua yang kita punya adalah milik Alloh SWT yang dititipkan kepada kita, sehingga tidaklah pantas untuk menyombongkan apa yang kita miliki. Lebih lanjut, kita bisa mencontoh sifat rosululloh saw yang selalu duduk bersama dengan orang miskin, buta, jompo, dan sakit.  

Jika sifat ini, benar-benar kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya Alloh SWT akan memuliakan orang tersebut dan mengangkat derajatnya.