Jumat, 08 April 2011

THE BEST MAN IS A LOT OF BENEFITS FOR OTHERS


 

Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.

Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, ” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari).

Seakan hadis ini mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauhmana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauhmana nilai manfaat diri ini? Kalau menurut Emha Ainun Nadjib, harusnya tanyakan pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makhruh, atau malah manusia haram?

Apa itu Manusia Wajib? Manusia wajib ditandai jikalau adanya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat hati orang disekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang ‘Manusia Wajib’, diantaranya dia seorang pemalu yang jarang mengganggu orang lain, sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada hanya berbicara.

Rabu, 06 April 2011

SEDEKAH PRODUKTIF
Jadikan Sedekah Anda Luar  Biasaa....  


Sedekah produktif bagai pohon dari bibit terbaik, yang akarnya kuat menghunjam, rindang dahannya kokoh, rimbun daunnya menyejukkan, dan panen buahnya dinikmati banyak orang.Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwa suatu hari Umar bin Khattab mendatangi Nabi dan berkata, “Aku mendapat bagian tanah di Khaibar yang luar biasa produktif. Aku bahkan belum pernah mendapatkan harta yang lebih berharga dari tanah itu. Apa yang sebaiknya kulakukan terhadapnya?”Rasulullah menjawab, “Tahan modalnya, dan sedekahkan hasilnya.”Maka Umar lalu menyedekahkan tanahnya itu untuk kepentingan kaum dhuafa. Ia tidak boleh dimiliki perorangan, dijual, dihibahkan, dan tidak pula diwariskan. Penggarap tanah dipersilakan mengambil sebagian hasil panen secukupnya, dan sebagian besar lainnya untuk fakir-miskin di sekitar kebun.Demikianlah, jika sedekah berupa asset produktif, atau dana sedekah ditumbuh-kembangkan melalui usaha produktif. Pokok dana sedekah terjaga,  dan hasil perputarannya menghidupi Rumah Tahfidz, Pendidikan Penghafal Al Qur’an, Guru dan Pesantren Tahfidz, dan sebagainya yang mendukung pemuliaan Al Qur’an.Lalu biarkan sedekah Anda “bekerja” untuk mewujudkan janji-Nya: "Perumpamaan (derma) orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebiji benih yang tumbuh menumbuhkan tujuh bulir, yang tiap bulir mengandung seratus biji.  Ingatlah, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261) post: adm. radio daqu-art.